Monday, July 19, 2010

BETAPA DAMAINYA DUNIA

Dalam Yesus kita bersaudara
Dalam Yesus kita bersaudara......

Lagu yang bagus dengan makna yang indah. Menandakan siapapun yang berpegang dalam nama Yesus Kristus adalah saudara,tidak memandang warna kulit ataupun suku. Teori yang sungguh menakjubkan, yang dapat menciptakan perdamaian dunia. Sekarang, setelah melihat mimpi - mimpi mulia kita, coba kita tilik realita.
Berapa banyak orang Jawa yang mau mengawinkan anaknya dengan orang Batak ataupun sebaliknya? Berapa banyak orang Manado yang rela melihat anaknya didampingi orang Ambon, dan sebaliknya?
Coba lihat sekitar kita, dapat kita hitung dengan jari tangan orang - orang yang seperti itu.
Namun ada yang lebih menyedihkan dari itu.
Mari kita hitung dengan jari sebelah tangan, berapa banyak bumiputera yang mau bermenantu keturunan Cina dan berapa banyak keturunan Cina yang mau menerima Bumiputera? Mungkin semakin modern kita berpikir makin banyak pasangan keturunan Cina dengan Bumiputera. Namun berapa banyak pasangan keturunan Cina dengan Bumiputera yang pada akhirnya saat bertengkar menarik keluar lagi perbedaan keturunan tersebut? Bahkan tak jarang keluarga si Bumiputera sampai detik terakhir pun membicarakan si Cina di belakangnya begitupun sebaliknya. Dan hal yang paling sering terjadi, kedua orang tersebut menyesali pernikahan mereka dan berpikir hidup mereka akan lebih baik jika mereka menikahi sesama keturunan Cina ataupun sesama keturunan Bumiputera.
Sungguh kisah yang menyedihkan. Tetapi yang terakhir ini yang paling tragis dan menyedihkan, kisah si anak hasil Cina dengan Bumiputera. Si anak kopi susu, tidak benar - benar Cina dan tidak benar - benar Bumiputera. Tidak diterima di keturunan Cina maupun Bumiputera. Sungguh pergelutan batin yang tragis ketika harus memutuskan apakah mereka keturunan Cina atau Bumiputera, dan pada akhirnya yang terlontar hanya "saya anak Indonesia".
Kemudian timbul masalah lainnya ketika salah satu orang tua mereka yang keturunan Cina meminta si kopi susu mencari pasangan keturunan Cina begitupun dari sisi orang tua mereka yang bumiputera. Tanpa orang tua mereka sadari mereka tidak diterima di Cina maupun Bumiputera. Akhirnya keadaan memaksa mereka mencari kopi susu lainnya yang mungkn hanya ada 2 dari 10.
Bukankah ini kisah yang sedih? Ketika dalam Yesus-pun tak menjadi solusi menyamaratakan perbedaan bagaimana ketika diluar Yesus? Maka terjawablah sudah mengapa tidak pernah terjadi perdamaian dunia. Coba saja terus berdoa, mungkin perbedaan akan semakin jelas, sehingga kita tak perlu mencari tau lagi seseorang berasal dari suku mana. Jadi akan terasa lebih mudah bukan mencari lingkup pergaulan kita agar tetap bergaul dengan suku yang sama. Hidup membedabedakan!!


Saya si kopi susu, saya ditolak karena saya hitam namun sipit
Saya si kopi susu, saya tidak diterima karena saya putih namun bermata besar
Kami si kopi susu, apa salah kami terlahir seperti ini?
Bukankah seharusnya kami simbol berakhirnya perbedaan?
Namun Mengapa kami tetap ditolak?